Barang Habis Diambil Masyarakat, Ini Kerugian Alfamart

Diterbitkan 17.21, 01/10/2018

Alfamart. (Foto: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)

Jakarta PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) merugi hingga puluhan miliar rupiah akibat aksi pengambilan masyarakat di Palu, Sulawesi Tengah. Aksi ini menyusul musibah bencana gempa dan tsunami yang terjadi di daerah tersebut.

Direktur License dan Corporate Affair Sumber Alfaria Trijaya, Solihin mengatakan, saat ini barang-barang di toko Alfamidi, yang dikelola Sumber Alfaria Trijaya sudah habis diambil masyarakat.

Selain toko, barang-barang gudang (distribution center) miliknya juga sudah habis dijarah. "Sekarang sudah habis semua," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/9/2018).

Dia menjelaskan, di wilayah Palu, Sumber Alfaria Trijaya memiliki 41 toko dan satu gudang, yang saat ini barangnya sudah habis dijarah. Jika dihitung secara kasar, total kerugian akibat aksi ini bisa mencapai Rp27 miliar.

"Kerugian rata-rata (nilai) stok saya sekitar Rp300 juta per toko dari 41 toko dan stok di gudang minimal Rp10 miliar-Rp15 miliar. Itu sudah berapa kerugiannya. Belum anggota Aprindo lain seperti Ramayana dan lain-lain," kata dia.

Selain stok barang yang habis dijarah, 3 toko milik Sumber Alfaria Trijaya juga ambruk akibat gempa dan hingga saat ini lima karyawan Alfamidi menjadi korban jiwa dalam musibah tersebut. Ini belum termasuk karyawan yang masih belum diketahui nasibnya.

"Kita prihatin, karena ini sebuah musibah. Tetapi karena ini sesama terkena musibah, jangan menambah musibah lain lagi lah," tandas dia.

 

Pengusaha Ritel Merugi Rp450 Milliar Akibat Gempa Palu dan Donggala


Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat kerugian materi dan non materi akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah sangat besar.

Adapun nilai kerugian pengusaha ritel mencapai sekitar Rp450 miliar. Kerugian dialami pengusaha pemilik gerai toko modern seperti Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan toko modern lain.

Kerugian tersebut meliputi kerusakan bangunan, display barang dagangan dan stok barang di gudang serta sedikitnya 5 orang korban jiwa dari para penjaga (kru) toko akibat gempa dan tsunami

"Sampai saat ini gerai ritel (anggota) Aprindo yang berada di Palu dan Donggala masih belum beroperasi dikarenakan masih dalam proses konsolidasi dan pendataan," kata Ketua Umum DPP Aprindo, Roy N. Mandey, dalam keterangan tertulis, Senin (1/10/2018).

Pengusaha juga menyatakan prihatin atas peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala serta menyampaikan rasa dukacita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya.

"Semoga dalam waktu singkat dapat segera beroperasi kembali untuk melayani kebutuhan masyarakat," tandasnya.




Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==