Curhat Seorang Ibu Putranya yang Autis Dituduh Maling Helm

Kamis 26 April 2018, 10:48 WIB
M Aminudin - detikNews

Foto: Istimewa

Malang - Rohmani Nur Indah hanya bisa berharap ada edukasi kepada masyarakat tentang anak-anak penyandang autisme. Apalagi setelah sebuah insiden tidak mengenakkan terjadi kepada sang anak, Jojo (17).

Berawal dari postingan oknum mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) di Instastory beberapa waktu lalu. Dalam Instastory tersebut terekam putra Rohmani tengah bermain helm di salah satu area parkir kampus yang terletak di Jalan Surabaya, tersebut.

Bersamaan dengan itu, si oknum menuliskan kalimat 'Awas Maling Helm'. Postingan ini kemudian diunggah di grup mahasiswa UM dan menuai protes. Postingan itu juga diperlihatkan teman-teman Rohmani kepadanya.

Namun ketika Rohmani mencoba menelusuri kembali siapa yang mengunggah Instastory tersebut, ia telah kehilangan jejak. Diduga video itu telah dihapus oleh si oknum.

Wanita yang juga Ketua 2 Forum Komunikasi Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus (FKKADK) Kota Malang ini pun merasa prihatin.

"Videonya sudah dihapus di Instastory yang disebarkan di grup mahasiswa UM beberapa waktu lalu. Saya dilapori teman-teman bahwa dalam video tersebut adalah Jojo, anak saya. Saya kaget, dan memang anak saya sering bermain di lokasi, karena rumah dekat dengan rumah kita. Tetapi jika dibilang anak saya pencuri helm, ini sangat tidak manusiawi. Apalagi, petugas keamanan kampus tahu itu adalah anak saya," bebernya pada detikcom, Kamis (26/4/2018).

Isi poster edukasi yang dipasang Rohmani. (Foto: Istimewa)

Untuk membuktikan kebenaran dari tuduhan ini, Rohmani juga meminta konfirmasi kepada sejumlah satpam di UM. Hasilnya, tak ada yang mendapat laporan kehilangan helm di lingkungan kampus UM.

Sebagai alumni, ia pun sangat menyesalkan tindakan oknum mahasiswa yang mengunggah video tersebut. Terlebih UM memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB) autisme.

"Yang disayangkan adalah kampus almamater saya itu memiliki SLB autisme tapi ternyata mahasiswanya masih asing dengan apa itu autisme. Sehingga seenaknya menuduh anak saya sedang bermain helm sebagai maling," tegasnya.

Rohmani memang sudah tidak menelusuri lagi siapa oknum yang mengunggah video tentang anaknya. Namun ia ingin ada edukasi, terutama dalam hal menggunakan media sosial secara baik dan bijak.

"Saya kira perlu edukasi, agar apa yang menimpa anak saya tidak terulang kembali. Saya tidak fokus mencari pelakunya. Akan tetapi pentingnya pembelajaran tentang baik dan bijak dalam bersosial media," harapnya.

Pasca peristiwa itu, Rohmani juga gencar memasang poster tentang bullying pada penyandang autisme. Poster dipasang di sejumlah tempat.

"Saya akhirnya pasang poster, disana kami tuliskan agar menghentikan bully kepada autisme, melek literasi, dan agar menggunakan sosmed dengan bijak," beber wanita yang juga pemerhati literasi ini.

Universitas Negeri Malang sendiri mengaku, tak mendengar peristiwa yang menimpa putra Rohmani. "Kami belum tahu dan tak mendengar peristiwa itu. Coba nanti, kami cari informasi," ungkap Kasubag Humas UM Indria Santi dikonfirmasi terpisah.
(lll/lll)


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==