Makam Keramat yang Ramai Diziarahi Pendaki Gunung Salak

Selasa, 26 Jun 2018 08:45 WIB

Makam KH Raden Raja Kusuma di Gunung Salak (Muhammad Idris/detikTravel)

Bogor - Di kawasan puncak Gunung Salak, Bogor terdapat makam yang seringkali ramai diziarahi traveler. Kebanyakan datang dari luar kota.

Mendaki gunung hingga sampai puncak tertingginya untuk tujuan hobi dan kesenangan bisa jadi sudah biasa. Namun jika mendaki gunung-gunung tinggi untuk berziarah ke makam keramat, bisa jadi jarang dilakukan.

Salah satu makam keramat di atas puncak gunung yang banyak disambangi peziarah adalah makam KH Raden Raja Kusuma. Persisnya, kuburan tersebut berada di Puncak Manik, salah satu puncak tertinggi yang ada di Gunung Salak, di ketinggian 2.211 mdpl.


Menurut penuturan Imam, salah seorang warga Cidahu, Kabupaten Sukabumi https://www.detik.com/tag/sukabumi/yang biasa menjadi tour guide peziarah naik ke puncak Salak, para peziarah makam keramat banyak berasal dari luar kota.

Menurutnya, makam yang dikenal dengan Mbah Salak ini ramai dikunjungi saat hari-hari tertentu seperti saat 1 Syura. Tujuannya pun beragam, dari mulai ibadah wirid, hingga cari wangsit.

"Saya sekarang lagi antar ada puluhan orang dari Bekasi. Rombongan banyak, ada yang bapak-bapak tua sampai anak-anak, kita bawa dari (jalur) Cimelati. Sudah biasa antar ziarah ke sini," ucap Imam kepada detikTravel, akhir pekan lalu.

Diungkapkannya, sebelumnya makam Mbah Salak hanya berupa tumpukan batu. Namun, oleh warga sekitar, kemudian disemen dan dilapisi keramik. Sebuah bangunan mirip gubuk peristirahatan dibangun tepat di sampingnya.

"Ini dulu makamnya hanya batu-batu ditumpuk saja, tapi sekarang sudah jadi keramik. Ada yang bilang ini makam, ada yang bilang ini petilasan wali saja," ujar Imam.

Jalur pendakian ke puncak gunung (Muhammad Idris/detikTravel)Jalur pendakian ke puncak gunung (Muhammad Idris/detikTravel)
Dia mengatakan, berbeda dengan pendaki yang rata-rata membawa perlengkapan lengkap dan logistik yang cukup, para peziarah ini biasa datang dengan bekal seadaanya. Tak jarang para peziarah ini meminta air minum atau camilan kepada pendaki yang berpapasan jika kehabisan makanan.

"Tadi pas saya di Pos Bayangan (pemberhentian pendaki) ketemu orang ziarah. Mereka minta biskuit ke saya. Katanya kelaparan pas mau turun. Ada bapak-bapak tua. Saya kasih biskuit saja," ucap Widi salah satu pendaki gunung asal Tangerang Selatan. (bnl/fay)

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==