Mengapa Orang Tua di Tiongkok Suka Menghukum Anak Pakai Kemoceng?

Senin, 9 Juli 2018 13:51

Kemoceng.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kamu memperhatikan saat nonton film-film kungfu Tiongkok, ada orang tua atau guru memukuli anaknya menggunakan kemoceng sebagai hukuman?

Rupanya, ada sejarah di balik kemoceng jadi alat pukul anak nakal di negeri Tirai Bambu.

Melansir dari Nextshark.com, Senin (9/7/2018), kemoceng pertama memang berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Xia (sekitar tahun 2070 hingga 1600 Sebelum Masehi).

Pada saat itu, seorang pria yang dijuluki "Kang Kecil" melihat seekor burung pegar yang terluka menyeret tubuhnya.

Dia memperhatikan, tidak ada kotoran di sekitar jalan yang dilewati burung itu.

Mungkin karena tersapu bulu-bulunya, pikirnya.

Segera ia mengumpulkan bulu burung-burung yang sudah mati dan hendak dimasak.

Ia menyatukan bulu-bulu tersebut dan menjadikannya kemoceng.



Hasilnya, hingga saat ini kemoceng masih digunakan untuk menyingkirkan kotoran.

Kemoceng dari bulu unggas bahkan bisa digunakan di sudut ruangan yang sulit dijangkau.


(nextshark.com)
Selain itu, kemoceng tidak meninggalkan goresan pada benda yang dibersihan, tidak seperti peralatan pembersih debu lainnya.

Lalu, kemoceng yang awalnya berfungsi untuk membersihkan debu, tiba-tiba dipakai ibu-ibu di Tiongkok untuk memukuli anaknya yang tidak patuh.

Ya, kemoceng sudah berubah menjadi senjata untuk memberikan hukuman fisik di Tiongkok.



Di negara ini, kemoceng menjadi metode disiplin yang populer.

Sama seperti tugasnya membersihkan kotoran, kemoceng juga melatih anak-anak disiplin tugas, patuh dan bersih.

Anak-anak Tionghoa sudah akrab dengan 'kemoceng bulu ayam' yang sangat ditakuti.


Pukulannya cukup membuat jera sehingga anak-anak berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Tiongkok punya banyak aturan dan tradisi yang harus dipatuhi, termasuk cara yang benar memegang sumpit, cara minum teh hingga cara tidur.

Memukul anak-anak dianggap bagian dari cara mengasuh mereka, bukan kekerasan.

Hal itu tidak melanggar hukum selama tidak mencederai dan dilakukan atas dasar demi kepentingan anak.

Namun, tidak semua orang setuju dan membenarkan cara mendidik anak seperti ini.

Joseph Lau, seorang psikolog klinis beberapa kali melihat anak-anak dipukuli orang tuanya.

Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Lau mengatakan, "banyak orang tua di China memukuli anaknya menggunakan kemoceng supaya mereka patuh. Mereka umumnya bukan orang tua yang demokratis dan suka memegang penuh kendali."

Namun, popularitas kemoceng sebagai alat hukuman fisik sudah populer di kalangan masyarakat Tiongkok.

Tentu sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu.




Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==