4 Mitos Perjalanan Udara yang Tak Terbukti Benar, Termasuk Upgrade Kelas Penerbangan di Gate Bandara

Senin, 23 Juli 2018 15:19


Ketika traveling dengan menggunakan transportasi udara, ada beberapa mitos yang sering terdengar.

Namun, tidak semua informasi itu selalu benar adanya.

Sebagai contoh, naik pesawat terbang dapat mengakibatkan tubuh dehidrasi, itu memang hal yang benar.

Kadar kelembapan dalam kabin biasanya kurang dari 20 persen, sedangkan di daratan kadar itu lebih dari 30 persen, menurut WHO.

Sementara ada beberapa informasi yang berkaitan dengan perjalanan udara yang tidak benar.

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum deretan mitos perjalanan udara yang belum tentu terbukti benar dari laman This is Insider.

1. Memesan tiket pesawat pulang-pergi akan lebih murah dibandingkan memesan dua tiket sekali jalan.

Tiket pesawat

Kebanyakan orang menganggap, membeli tiket pulang-pergi akan jauh lebih hemat daripada membeli dua tiket sekali jalan.

Namun, hal ini tidak selalu terjadi.

"Traveler memang kemungkinan dapat menemukan kesepakatan yang lebih baik dan waktu penerbangan yang lebih nyaman dengan memesan dua tiket satu arah, di maskapai yang sama atau berbeda," kata Kristina Portillo, pendiri situs web perjalanan, Business Travel Life.

"Maskapai penerbangan kerapkali menunjukkan waktu penerbangan paling mahal atau paling populer sebagai hal yang pertama ketika ada orang yang memesan tiket pulang pergi."

"Namun, pemesanan tiket satu arah akan mengurangi harga tiket untuk setiap tujuan," kata Kristina.

"Ini memang tidak selalu terjadi, tetapi ada baiknya traveler mengambil waktu ekstra untuk mencari sebanyak mungkin informasi."

2. Maskapai akan membatalkan penerbangan yang hanya memiliki sedikit penumpang

Ilustrasi

Satu di antara mitos terbesar tentang bandara adalah maskapai penerbangan bakal membatalkan penerbangan jika hanya ada sedikit penumpang.

Asumsi yang melatarbelakangi mitos ini adalah itu tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan maskapai untuk mengoperasikan penerbangan.

Namun, ini tidak benar-benar terjadi, kata pemilik biro perjalanan dan mantan karyawan maskapai penerbangan, Anthony Klang dari Cruise Planners.

"Banyak orang yang mengabaikan fakta, pesawat bagaimanapun tetap diperlukan di tempat lain," kata Klang.

"Saya telah menempuh perjalanan udara sejauh total 3 juta mil, tapi saya pernah berada dalam pesawat bersama sedikitnya delapan orang penumpang dalam penerbangan internasional."

"Bahkan saya juga pernah menjadi satu di antara dua orang penumpang saja dalam sebuah penerbangan komuter."

Klang mengatakan, ada satu contoh penerbangan yang kemungkinan dibatalkan.

"Jika sebuah pesawat mengalami masalah mekanis dan ada pesawat lain yang masih longgar, sementara pesawat yang sarat penumpang itu terancam dibatalkan, pihak maskapai memilih membatalkan penerbangan yang dipesan lebih sedikit karena itu berarti akan ada lebih sedikit orang untuk dijadwal ulang," katanya.

3. Penumpang bisa mendapatkan upgrade saat check-in atau berada di gate bandara

Tempat duduk pesawat kelas bisnis

Jika kamu memikirkan cara-cara cerdik untuk mendapatkan upgrade kelas penerbangan, seperti datang lebih awal atau malah menangis memohon-mohon di meja check-in, sebaiknya pikirkan lagi.

Kecuali kamu memiliki status elit atau telah membayar lebih mahal, upgrade memang sulit diperoleh.

Tanpa status 'frequent-flier' atau membayar tiket yang mahal, kemungkinan besar penumpang tidak akan mendapat upgrade, menurut Wilson.

Namun, dia berkata, "Jika penerbangan laku sangat banyak dan kamu rela tidak kebagian kursi, kamu dapat bernegosiasi untuk mendapat upgrade sebagai bagian dari kompensasi."

4. Maskapai akan mengganti rugi semua bagasi yang hilang, berapa pun nilainya

Penumpang pesawat mengajukan lebih dari 1,7 juta klaim dari kesalahan penanganan bagasi pada 2016, menurut BTS.

Sebagian besar tas dan koper memang masih dapat dilacak dan ditemukan.

Sebagian besar maskapai penerbangan juga akan mengirimkan tas atau koper itu kepada pemiliknya.

Maskapai penerbangan memang akan mengganti tas yang hilang, tetapi nilainya hanya sebagian dari total nilai barang yang hilang tersebut.

Namun, maskapai penerbangan biasanya tidak akan bertanggung jawab atas barang-barang berharga.

Seperti perhiasan atau uang, menurut blog perjalanan Smarter Travel.

Barang-barang tersebut harus ditinggalkan di rumah atau dikemas dalam tas yang kamu bawa ke dalam kabin.

"Hanya karena sebuah maskapai penerbangan menghilangkan koper, itu tidak berarti mereka akan mengganti rugi semua barangmu yang hilang," kata Wilson.

Pada penerbangan domestik di luar negeri, rata-rata batas kompensasi adalah 3.500 dolar AS atau setara Rp 50,6 juta per penumpang.


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==