15 Fakta Menarik Tentang Gunung Rinjani yang Belum Banyak Diketahui

Senin, 30 Juli 2018 11:06

Gunung Rinjani

Gunung Rinjani merupakan satu gunung di Indonesia yang terkenal di kalangan wisatawan dan pendaki, baik dari dalam maupun luar negeri.

Namun, Gunung Rinjani juga tidak lepas dari dampak gempa yang melanda Lombok pada Minggu (29/7/2018) kemarin.

Kali ini, TribunTravel.com merangkum 15 fakta menarik tentang Gunung Rinjani dari beberapa sumber.

1. Menjadi Bagian dari Seven Summits Indonesia

Seven Summits merupakan daftar puncak tertinggi berdasarkan kawasannya, baik dalam suatu negara atau di seluruh dunia.

Di Indonesia, Gunung Rinjani menempati urutan ketiga dalam daftar seven summits-nya.

Dengan ketinggian mencapai 3.726 mdpl membuat Gunung Rinjani berada di urutan kedua setelah Puncak Cartenz di Gunung Jayawijaya di Papua dan Gunung Kerinci di Jambi.

2. Gunung Pantai

Gunung Rinjani

Gunung Rinjani sering mendapat julukan demikan berkat adanya hamparan padang sabana yang begitu luas.

Padang savana ini juga memiliki sangat sedikit pohon, jadi tak heran jika udaranya terasa panas.

Nah, cuaca yang cukup panas ini memberikan sensasi seolah sedang berjalan di tepi pantai.

3. Rinjani Tracking Management Board (RTMB)

RTMB adalah badan pengelola khusus yang mengurusi masalah pendakian.

Berkat RTMB, proses pendakian Gunung Rinjadi memiliki pengelolaan terbaik di Asia Tenggara.

RTMB merupakan kerjasama antara pemerintah, mitra pemerintah, serta masyarakat setempat.

4. Pesona keindahan Gunung Rijani pernah 'diabadikan' dalam pecahan mata uang Rp 10.000 keluaran tahun 1998.

5. Keunikan Gunung Rinjani adalah adanya anak gunung yang disebut Kawah Gunung Batujari yang berada di bagian tengah Segara Anak.

6. Gunung Rinjani terletak di perlintasan garis imajiner Wallacea yang menjadi perbatasan ragam flora dan fauna tipe Asia dan Australia.

Tak heran ada banyak jenis flora dan fauna eksotis di Rinjani.

Seperti trenggiling, burung pengisap madu, musang rinjani, lutung budeng, dan kijang.

7. Gunung Rinjani memiliki gua stalaktit, yakni Gua Susu dan Gua Payung Mas.

8. Gunung Rinjani memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi bagi masyarakat setempat.

Tak heran, semua rumah warga dibangun menghadap Gunung Rinjani.

9. Warga setempat tidak ada yang berani mengambil alang-alang atau rumput di kawasan Rinjani karena itu bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap Dewi Anjani.

10. Gunung Rinjani menjadi simbol kerukunan antar-umat beragama, yakni Hindu Lombok dan Islam Watu Telu.

11. Pernah menerima beberapa penghargaan.

Gunung Rinjani.

Seperti World Legacy Award untuk kategori Destination Stewardship dari Conservation International and National Geographic Traveler pada 2004.

Taman Nasional Gunung Rinjani masuk 3 besar Tourism for Tommorow Award, kategori Destination Award dari World Travel & Tourism Council pada 2005.

Dan finalis Tourism for Tomorrow Award pada 2007.

12. Gunung Rinjani memiliki tiga jalur pendakian yang terkenal, yakni jalur Senaru, Sembalun, dan Torean.

13. Pernah meletus sebanyak sepuluh kali, sepanjang catatan sejarah.

Yakni pada 1846, 1884, 1901, 1906, 1909, 1915, 1944, 1994, 2004, dan 2009.

Letusan paling dahsyat terjadi pada 1944.

14. Memiliki asal-usul nama yang unik.

Menurut laman pendakigunung.top, ada tiga cerita penamaan gunung ini dengan nama Rinjani.

- Menurut kepercayaan masyarakat, kata 'Rinjani' berasal dari bahasa Jawa Kuno.

Artinya adalah 'Tuhan.'

- Nama Rinjani diambil dari nama seorang putri kerajaan yang menemani ayahnya bersemedi di gunung di Lombok.

- Nama Rinjani berasal dari kisah cinta putri kerajaan bernama Anjani dengan seorang laki-laki miskin.

Sang raja tidak merestui hubungan mereka.

Akhirnya, sang putri pun merasa putus asa sehingga ia memutuskan mengasingkan diri dan bersemedi di puncak gunung di Lombok.

Sehingga, para jin yang mendiami gunung mengangkat putri Anjani menjadi ratu kerajaan jin.

Inilah kenapa gunung tersebut dinamakan Rinjani.

15. Geopark Dunia.

Melansir laman Antara News, Gunung Rinjani telah ditetapkan sebagai geopark dunia dalam sidang UNESCO yang berlangsung pada 12 April 2018 lalu.


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==