Kenapa Orang Gampang Mengantuk saat Berada di Mobil yang Melaju?

Selasa, 10 Juli 2018 22:43 WIB

KOMPAS.com
Ilustrasi setir mobil di kanan.

Banyak faktor yang menyebabkan sebagian orang gampang mengantuk saat berada di mobil. Meski sebagai pengendara atau penumpangnya.

Misalnya, karena kurang tidur, mabuk, akibat mengonsumsi obat-obatan, dan lain-lain.

Tapi, yang tak banyak diketahui, mengantuk saat berada di mobil juga bisa disebabkan karena moda transportasi itu sendiri.

Sebuah penelitian berjudul "The Effects of Physical Vibration on Heart Rate Variability as a Measure of Drowsiness" diterbitkan dalam jurnal Ergonomics.

Kita tahu sensasi bergetar bisa terasa sangat membuat rileks, termasuk di berbagai fitur integral dari kursi pijat robotik.

Ads by AdAsia
Tapi efek getaran fisik yang kita rasakan saat bepergian di dalam kendaraan belum dipahami dengan cukup baik, menurut profesor Stephen Robinson.

"Studi kami menunjukkan getaran yang stabil pada frekuensi rendah - jenis yang kami alami ketika mengendarai mobil dan truk - secara progresif menginduksi kantuk bahkan di antara orang-orang yang cukup istirahat dan sehat," kata Robinson yang berasal dari departemen psikologi di RMIT University, Australia.

"Ketika Anda lelah, tidak perlu banyak untuk mulai mengantuk dan kami telah menemukan bahwa getaran lembut yang dibuat oleh kursi mobil saat Anda mengemudi dapat meninabobokan otak dan tubuh Anda," lanjut Robinson.

Tim peneliti dari cross-disciplinary merekrut 15 orang untuk studi, meminta mereka untuk menggunakan simulator mengemudi yang dikembangkan di RMIT.

Itu didirikan pada platform, dirancang dengan cara yang menirukan pengalaman mengemudi di jalan raya dua jalur yang monoton.

Para peserta menggunakan simulator mengemudi dua kali. Sekali ketika getaran berada pada frekuensi rendah (4 - 7Hz) dan sekali ketika tidak ada getaran yang digunakan.

Selama proses tersebut, tim peneliti mengukur variabilitas detak jantung para peserta. Kantuk menendang hanya dalam 15 menit setelah memasuki kendaraan.

Itu mulai mempengaruhi konsentrasi setelah 30 menit, mengambil upaya besar untuk para peserta tetap waspada.

Rasa kantuk mereka tampaknya semakin meningkat ketika tes berlanjut, memuncak pada 60 menit.

"Kami ingin mempelajari kelompok yang lebih besar, terutama untuk menyelidiki bagaimana usia dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap kegelisahan yang disebabkan oleh getaran serta dampak masalah kesehatan seperti sleep apnea," kata Mohammad Fard dari sekolah teknik di RMIT.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat pengemudi mengantuk adalah masalah besar di Amerika Serikat, menjadi penyebab potensial untuk ribuan kecelakaan fatal setiap tahun.

Salah satu penelitian mereka mengungkapkan 1 dari 25 pengemudi dewasa tertidur di kemudi pada suatu titik selama 30 hari sebelumnya.

Dengan melakukan penelitian lebih lanjut, keduanya lebih besar dan lebih beragam, tim berharap untuk meneliti bagaimana getaran dapat mempengaruhi berbagai demografi secara berbeda.

Selain itu, tidak semua getaran di jalan buruk menurut para peneliti.

Temuan menunjukkan getaran pada frekuensi tertentu benar-benar dapat memiliki efek berlawanan dan membuat orang terjaga dan waspada.

"Jadi kami juga ingin memeriksa frekuensi yang lebih luas, untuk menginformasikan desain mobil yang berpotensi memanfaatkan 'getaran baik' itu," tambah Robinson.



Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==