Dongkolnya Ustaz Abdul Somad, Video Ceramah Bom Bunuh Diri Dipotong lalu Dituduh Begini

Selasa, 15 Mei 2018 15:19

Ustaz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad tiba-tiba masuk dalam pusaran pembicaraan seiring tragedi teror bom di Surabaya.

Pasca kejadian ini, nama Abdul Somad kembali diperbincangkan karena isi ceramahnya.

Video ceramahnya itu dibagikan oleh salah seorang netizen di Twitter.


Dalam ceramahnya itu, Ustaz Abdul Somad membicarakan topik terkait hubungan bom bunuh diri dan mati syahid.

Ceramahnya tersebut diberi komentar sebgai berikut oleh netizen yang mengunggahnya.

"Ceramah somad sgt berbahaya dan provokatif. Pengaruh somad dikalangan awam sgt kuat dan ini bisa menjadi modal keyakinan mrk melakukan bom bunuh diri di tiap tempat. Mohon aparat lekas mengambil tindakan, sdh cukup sdr kami yg menjadi korban teroris."


Cuitan ini pun ramai dikomentari netizen lainnya:

"KORBAN EMPUKnya , adlh ORANG2 yg lg PUBER2nya mempelajari AGAMA...."

"Kalo ada event tematik Garang bak singa, pas ada bom oleh teroris jd ustad yg sunyi (kalem). Gak nyadar kalo ceramahnya menjadikan kontribusi psikologis thd kelompok Radikal utk berkembang mjd teroris."

"keputusanmu bisa membahayakan negeri."

"Apakah Masih Tetap Akan Menayangkan Penceramah ini di Ramadhan tahun ini? CC @KPI_Pusat Silahkan dengarkan ceramahnya ini : "...Pakai Bom....Leddakkan! mati syahid!." #TumpasTerusTerorisme."

Klarifikasi Ustadz Abdul Somad

Terkait hebohnya video ceramah itu, Ustaz Abdul Somad memberikan klarifikasi.

Menurutnya, tuduhan dirinya yang mendukung bom bunuh diri seperti dari penggalan video itu adalah fitnah.

Ustaz Somad kecewa karena video ceramahnya dipotong, melepaskan teks dari konteks.

"Pertanyaannya, bagaimana pendapat Ustaz Somad tentang bom bunuh diri di Palestina. Jadi, konteks adalah di Palestina. Maka saya marah, jangan katakan bom bunuh diri, tapi gerakan mati syahid," ujarnya.

"Mereka di Palestina tak ada yang bisa menolong. Maka dia membela diri untuk melakukan serangan gerakan mati syahid," jelasnya

Simak video penjelasannya di menit 02.11:


Bunuh Islam dari Dalam

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad juga memberi tanggapan atas meledaknya bom di tiga gereja Surabaya hari Minggu (13/5/2018).

Dalam video ceramahnya, Abdul Somad mengatakan insiden tersebut merusak nama baik Islam dari dalam.

"Tentang masalah bom yang terjadi, ini apa sebenernya dalam pembunuhan (agama) Islam dari dalam. Mereka tidak larang jangan masuk Islam jangan, tapi mereka bunuh Islam dari dalam," kata Somad.

Akibat bom yang menyebabkan 13 orang tewas dan 43 orang lainnya luka-luka , Somad mengatakan kini mungkin banyak orang malah takut datang ke pengajian.

"Akhirnya orangtua sekarang takut anaknya ikut pengajian. Lebih takut anaknya ikut pengajian daripada anaknya ikut karaoke," tambahnya.

Lebih lanjut, Abdul Somad menekankan agar masalah teror yang melanda Surabaya harus dipahami dengan baik dan tidak terpengaruh pemaham di luar Islam.

"Oleh sebab itu masalah dipahami dengan baik. Adapun masalah isu di internet ini dilakukan oleh intelijen ini itu urusan mereka," kata Somad.

Somad menegaskan bahwa tindakan teror adalah penistaan agama.

"Yang jelas ini penistaan Islam supaya orang mudah menuduh, nanti kalau ke mesjid, aah.. itu rajin ke mesjid tuh teroris tuh, ah itu penjahat itu," tutupnya.

Diketahui sebelumnya, terdapat peristiwa ledakan yang terjadi di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Tiga gereja tersebut merupakan Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja di Jalan Arjuno.

Atas kejadian tersebut, dilaporkan sedikitnya terdapat 13 orang tewas dan 43 orang lainnya luka-luka.

Kronologi kejadiannya, pada pukul 07.30 WIB bom meledak di Gereja Santa Maria.

Bom kedua meledak pukul 07.45 WIB di Gereja GKI Jalan Diponegoro, dan bom ketiga meledak pukul 07.50 WIB di salah satu gereja di Jalan Arjono.

Menurut kabar yang beredar, bom tersebut diduga berasal dari pelaku bom bunuh diri.

Diduga yang menjadi pelaku merupakan satu keluarga, yakni Dita Supriyanto (47) bersama istri dan keempat anaknya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan motif pelaku melakukan aksi tersebut lantaran balas dendam.

Tito mengatakan jika Dita merupakan Ketua Jamaah Ansarud Daulah (JAD) di Surabaya.

Menurut analisis Tito, lantaran ketua JAD ditangkap dan sedang menjalani proses hukum, maka anggota-anggota di bawahnya melakukan reaksi serangan. (*)


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==