Jumat, 18 Mei 2018 04:03 WIB
Dita Supriyanto bersama istri dan keempat anaknya
Laporan Wartawan Tribun Jateng, I. Awaliyah Pimay
Sejumlah aksi bom bunuh diri yang dilakukan teroris di beberapa lokasi di Indonesia masih menjadi perhatian masyarakat.
Tiga gereja yang menjadi sasaran teroris adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, dan Gereja GKI.
Seperti yang diketahui, pelaku pengeboman adalah satu keluarga.
Dita Supriyanto menjadi ketua dalam aksi bunuh diri tersebut.
Najwa Shihab dan tim Mata Najwa mendatangi rumah tetangga Dita untuk meminta keterangan.
Ani Gunawan menuturkan bahwa ia sudah lama bertetangga dengan Dita Supriyanto.
"Sudah lama tetanggaan, itu sebelum dia punya anak kecil sendiri."
Menurutnya Dita sekeluarga merupakan orang yang baik.
"Orangnya ramah, baik, cuma dari segi itu kita ga tahu." kata dia.
Ani Gunawan menceritakan bahwa Dita selalu berbelit jika ditanya tentang alamat asal.
"Kemarin itu ditanya alamat, selalu dia 'ga punya ga punya', ditanya pindah dari mana selalu berbelit gitu lho."
Karena itu, tidak ada satupun yang tahu asal Dita Supriyanto dan keluarga.
Sejak sebulan terakhir, Dita Supriyanto juga dikabarkan tidak mengikuti agenda rutin bulanan warga.
"Dia jarang keluar. Di sini ada kegiatan bulanan arisan, akhir-akhir ini sudah ga ikut. Akhir-akhir ini dia selalu menyendiri." tutur Ani.
Selain itu Yuki Gunawan mengungkap sering mendengar suara berisik.
"Sebenarnya kalau mau ngomong berisik sih, dia sering berisik di belakang." ungkapnya.
Yuki dan keluarganya mendengar ada orang menumbuk.
"Jadi di belakang itu sering ada orang numbuk. Dug, dug, dug gitu. Terus sama anak-anak dindingnya dipukul juga. Terus berhenti, pindahlah dia ke sebelah sana." terangnya.
Ani menambahkan suara tumbukan itu sudah terdengar lama hingga menyebabkan got tercemar.
"Sudah lama, sering, setahun dua tahun terakhir. got-nya pun tercemar."
Selain itu, Yuki mengatakan dirinya sering melihat ada banyak motor parkir di depan rumah Dita.
Yuki mengira bahwa itu merupakan karyawan Dita.
"Sore sering ada parkir sepeda motor di depan. Cuma saya pikir kan, mungkin bisnis ya ada ngumpulin salesnya atau karyawannya." katanya.
Orang-orang yang datang ke rumah Dita mengenakan helm dan melepasnya jika sudah sampai ke dalam rumah.
"Dia pakai helm, lepasnya di dalam." katanya.
Di mata Ani, keluarga Dita merupakan sosok yang ramah.
Anak-anak Dita selalu bermain sepakbola di depan rumah.
Namun beberapa waktu terakhir sebelum semuanya meledakkan diri, anak-anak Dita tak tampak lagi bermain sepakbola.
"Anaknya ramah, selalu senyum yang cowok senyum yang cewek juga. Dulu sering sepakbola di depan terus sekarang sudah ga pernah lagi." Kata Ani
Yuki menambahkan: "Yang ga kita nyangka itu kan rumah, rumah sendiri dan itu bisnis ada. Ini kan beda sama kejadian yang dulu-dulu. Kalau dulu-dulu kan kejadainnya orang ngontrak. Kita ga nyangka. Orangnya salatnya rutin, kalau ketemu nyapa."
Kesaksian Ani juga mengatakan bahwa mertua Dita sering berkunjung.
"Mertuanya ke sini juga kelihatan kalau dari orang berada. Pakai mobil Alphard."
Yuki mengatakan satu yang hal membuat khawatir adalah pertemuan-pertemuan yang sering diadakan oleh Dita.
Karena Yuki tak bisa menebak rapat apa dibahas Dita dan rekan-rekan rapatnya.
Ina mengatakan, pernah ada mobil-mobil yang datang ke rumah Dita.
"Jadi seminggu sampai dua tiga hari itu ada mobil itu, setelah itu ga ada lagi. Setelah itu ganti sepeda motor." pungkasnya. (I. Awaliyah Pimay)
Sumber
Dita Supriyanto bersama istri dan keempat anaknya
Laporan Wartawan Tribun Jateng, I. Awaliyah Pimay
Sejumlah aksi bom bunuh diri yang dilakukan teroris di beberapa lokasi di Indonesia masih menjadi perhatian masyarakat.
Tiga gereja yang menjadi sasaran teroris adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, dan Gereja GKI.
Seperti yang diketahui, pelaku pengeboman adalah satu keluarga.
Dita Supriyanto menjadi ketua dalam aksi bunuh diri tersebut.
Najwa Shihab dan tim Mata Najwa mendatangi rumah tetangga Dita untuk meminta keterangan.
Ani Gunawan menuturkan bahwa ia sudah lama bertetangga dengan Dita Supriyanto.
"Sudah lama tetanggaan, itu sebelum dia punya anak kecil sendiri."
Menurutnya Dita sekeluarga merupakan orang yang baik.
"Orangnya ramah, baik, cuma dari segi itu kita ga tahu." kata dia.
Ani Gunawan menceritakan bahwa Dita selalu berbelit jika ditanya tentang alamat asal.
"Kemarin itu ditanya alamat, selalu dia 'ga punya ga punya', ditanya pindah dari mana selalu berbelit gitu lho."
Karena itu, tidak ada satupun yang tahu asal Dita Supriyanto dan keluarga.
Sejak sebulan terakhir, Dita Supriyanto juga dikabarkan tidak mengikuti agenda rutin bulanan warga.
"Dia jarang keluar. Di sini ada kegiatan bulanan arisan, akhir-akhir ini sudah ga ikut. Akhir-akhir ini dia selalu menyendiri." tutur Ani.
Selain itu Yuki Gunawan mengungkap sering mendengar suara berisik.
"Sebenarnya kalau mau ngomong berisik sih, dia sering berisik di belakang." ungkapnya.
Yuki dan keluarganya mendengar ada orang menumbuk.
"Jadi di belakang itu sering ada orang numbuk. Dug, dug, dug gitu. Terus sama anak-anak dindingnya dipukul juga. Terus berhenti, pindahlah dia ke sebelah sana." terangnya.
Ani menambahkan suara tumbukan itu sudah terdengar lama hingga menyebabkan got tercemar.
"Sudah lama, sering, setahun dua tahun terakhir. got-nya pun tercemar."
Selain itu, Yuki mengatakan dirinya sering melihat ada banyak motor parkir di depan rumah Dita.
Yuki mengira bahwa itu merupakan karyawan Dita.
"Sore sering ada parkir sepeda motor di depan. Cuma saya pikir kan, mungkin bisnis ya ada ngumpulin salesnya atau karyawannya." katanya.
Orang-orang yang datang ke rumah Dita mengenakan helm dan melepasnya jika sudah sampai ke dalam rumah.
"Dia pakai helm, lepasnya di dalam." katanya.
Di mata Ani, keluarga Dita merupakan sosok yang ramah.
Anak-anak Dita selalu bermain sepakbola di depan rumah.
Namun beberapa waktu terakhir sebelum semuanya meledakkan diri, anak-anak Dita tak tampak lagi bermain sepakbola.
"Anaknya ramah, selalu senyum yang cowok senyum yang cewek juga. Dulu sering sepakbola di depan terus sekarang sudah ga pernah lagi." Kata Ani
Yuki menambahkan: "Yang ga kita nyangka itu kan rumah, rumah sendiri dan itu bisnis ada. Ini kan beda sama kejadian yang dulu-dulu. Kalau dulu-dulu kan kejadainnya orang ngontrak. Kita ga nyangka. Orangnya salatnya rutin, kalau ketemu nyapa."
Kesaksian Ani juga mengatakan bahwa mertua Dita sering berkunjung.
"Mertuanya ke sini juga kelihatan kalau dari orang berada. Pakai mobil Alphard."
Yuki mengatakan satu yang hal membuat khawatir adalah pertemuan-pertemuan yang sering diadakan oleh Dita.
Karena Yuki tak bisa menebak rapat apa dibahas Dita dan rekan-rekan rapatnya.
Ina mengatakan, pernah ada mobil-mobil yang datang ke rumah Dita.
"Jadi seminggu sampai dua tiga hari itu ada mobil itu, setelah itu ga ada lagi. Setelah itu ganti sepeda motor." pungkasnya. (I. Awaliyah Pimay)
Sumber