Ada Tebu Dinikahkan di Jember, Diarak Layaknya Pengantin Manusia

Senin 07 Mei 2018, 13:47 WIB


Ada Tebu Dinikahkan di Jember, Diarak Layaknya Pengantin Manusia
2 batang tebu yang akan dinikahkan disimbolkan dengan sepasang pengantin manusian (Foto: Yakub Mulyono)
Jember - Pabrik Gula (PG) Semboro, Jember, memiliki tradisi unik saat akan melakukan giling tebu. Tradisi tersebut yakni menikahkan dua batang tebu sebelum masuk ke penggilingan. Tradisi yang terjadwal tiap tahun ini disebut Petik Tebu Manten.

Kemeriahan dan kemegahan pernikahan dua batang tebu ini tidak kalah dengan pernikahan manusia. Bahkan, dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan. Dua batang tebu pria dan wanita yang diberi nama Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis lalu diarak sejauh 15 km sebelum penyerahan simbolis ke Kepala Instalasi PG Semboro.

General Manager (GM) PG Semboro Agus Setiono mengatakan, tradisi Petik Tebu Manten ini, digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas akan dilaksanakannya penggilingan gula tahun ini.

"Filosofi mengawinkan Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roro Manis ini sebagai simbol perkawinan antara PG dan Petani agar tetap berhubungan baik," kata Agus di lokasi perkebunan tebu PTP XI Gunungsari, Kencong, Senin (7/5/2018).

Agus menjelaskan, proses giling rencananya akan dimulai 21 Mei mendatang dan diharapkan selesai akhir September 2018. Jumlah tebu yang akan digiling diperkirakan sebanyak 8.601 ton.

"Proses penggilingan akan dilakukan selama kurang lebih 130 hari, dengan kapasitas giling rata-rata 7.000 ton tebuperhari," jelasnya.



Tebu yang akan dinikahkan diarakTebu yang akan dinikahkan diarak (Foto: Yakub Mulyono)

Agus menambahkan, tebu tersebut berasal dari tanaman tebu rakyat yang digiling di PG Semboro, yang luas lahannya mencapai total 10.500 hektare. Ia menargetkan proses giling akan menghasilkan 66.000 ton gula pasir.

"Gula yang dihasilkan akan didistribusikan untuk masyarakat, setelah proses penghitungan HPP oleh pemerintah selesai," terangnya.

Meski petik tebu manten digelar setiap tahun, tetapi tidak menyurutkan minat warga untuk melihat. Mereka tertarik dengan keunikan resepsi pernikahan dua batang tebu tersebut.

Salah seorang warga Kecamatan Semboro, Gito mengaku, setiap tahun menyaksikan tradisi unik ini.

"Tradisi ini unik sekalian untuk edukasi anak tentang adat istiadat," kata Gito.
(iwd/iwd)


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==