Pengakuan Pria yang Bawa Uang Mainan ke Bank, Nyaris Pingsan Saat Kardus Dibuka, Ternyata Ditipu

Tribunnews.com Upload Date & Time
Diterbitkan 22/03/2018 08:00

Mujiono, yang dibohongi calon pembeli rumahnya

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Mujiono yang membawa Uang Mainan ke Bank Central Asia (BCA) ternyata dibohongi seorang tokoh yang dikenalnya bernama Ali, asal Kanigoro Blitar.

Ayah tiga anak ini berkisah, dirinya menjual sebuah rumah di Desa Sumberejo Kulon senilai Rp 17 miliar.

Oleh seorang perantara bernama Suprapto, rumah itu ditawarkan ke Ali.

Usai datang dan melihat rumah, Ali sepakat membeli rumah dengan harga Rp 15,1 miliar.

Harga itu mencakup tanah, bangunan dan perabot barang antik di dalamnya.

"Kami sudah membuat perjanjian jual beli hitam di atas putih," tutur Mujiono, Rabu (21/3/2018) saat ditemui di rumahnya.

Ali awalnya menawarkan memberi uang muka, namun ditolak Mujiono.

Mujiono kemudian mengajak melakukan pelunasan di BCA.

"Sertifikat tanahnya kan masih di BCA, saya mikirnya dilunasi sekalian terus langsung diambil," ujarnya.

Pada Jumat (16/3/2018) Mujiono diminta mengambil uang di rumah Ali.

Uang di dalam dua kardus itu dimasukkan ke mobil Mujiono oleh dua orang suruhan Ali.

Keduanya kemudian sepakat untuk menuju ke BCA Tulungagung.

Namun karena kesiangan dan BCA sudah tutup, keduanya urung ke bank.

"Uangnya kemudian dititipkan di rumah saya, karena kalau harus balik ke Blitar saya kejauhan," tambahnya.

Ali kemudian meminta Mujiono untuk bersumpah, tidak akan membuka kardus berisi uang itu sebelum ada Ali.

Nantinya uang itu akan dibuka bersama-sama di depan teller BCA.

Selama menunggu hingga hari Senin, Mujiono mengaku tidak bisa tidur.

Mujiono terus berjaga karena ada uang Rp 4,5 miliar di kamarnya.

Senin (19/3/2018) pagi Mujiono membawa dua kardus itu ke BCA Kantor Cabang Tulungagung.

Di parkiran Mujiono sempat menguhungi orang dekat Ali.

"Dia tidak pernah bawa HP, kalau menghubungi lewat anak buahnya," tutur Ali.

Dua kardus berisi uang ini kemudian diangkat satpam BCA ke lantai atas.

Mujiono sempat menunggu selama 30 menit, namun Ali tidak juga muncul.

Mujiono mulai panik. Apalagi disaksikan banyak orang dan jajaran pimpinan BCA Tulungagung yang memintanya membuka kardus itu.

Saat kardus dibuka, Mujiono mengaku nyaris pingsan.

"Saya langsung sadar uangnya hanya mainan. Bentuknya kecil-kecil dan warnanya juga lain," ungkap Mujiono.

Selanjutnya pihak BCA berkoordinasi dengan kepolisian.

Mujiono dan Uang Mainan dari Ali dibawa ke Mapolres Tulungagung.

Setelah kejadian ini Ali seperti menghilang.

Mujiono menyesalkan sikap Ali yang cuci tangan.

Memang tidak ada kerugian material, namun Mujiono mengaku sangat malu dan terpukul.

"Nama baik saya yang tercemar," tegasnya.

Uang Mainan

Sebelumnya, Mujiono, warga Dusun Karangtengah, Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut mendatangi Bank Central Asia (BCA) Kantor Cabang Tulungagung, Senin (19/3/2018) pagi.

Mujiono berniat melunasi kreditnya yang macet sejak tahun 2015.

Ia datang sambil membawa sebuah kardus berisi uang Rp 4,5 miliar.

"Dibantu seorang petugas dari BCA, Mujiono membuka kardus itu," terang Kasubag Humas Polres Tulungagung, Iptu Sumaji, Selasa (20/3/2018).

Namun saat dibuka, kardus tersebut bukan berisi uang seperti yang disebutkan Mujiono.

Melainkan setumpuk uang kertas mainan.

Pihak BCA sempat menghubungi Bank Indonesia dan disarankan untuk melapor ke polisi.

Atas saran itu pihak BCA menghubungi Polres Tulungagung.

Polisi bersama Bank Indonesia juga sempat memeriksa uang yang dibawa Mujiono.

"Sekali lagi diperiksa polisi dan BI, dipastikan memang uang mainan," tegas Sumaji.

Saat ini Mujiono tidak ditahan, namun masih menjalani penyelidikan.

Informasi yang didapat SURYA.co.id, Mujiono menjadi korban modus penggandaan uang.

"Orang pintar" yang telah menipu Mujiono berasal dari Blitar.

Mujiono sebelumnya menyerahkan uang untuk digandakan.

Pelaku meminta Mujiono membuka kardus di hari yang sudah ditetapkan.

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==