Kisah Pemulung Kardus Yang Cari Uang Untuk Operasi Tumor Istrinya, Supardi Rela Minum Air Sisa Orang

Selasa, 27 Maret 2018 15:00
Supardi (51) keliling Tangerang dan sekitarnya memulung kardus bekas untuk biaya operasi tumor payudara istrinya. Foto diambil pada Selasa (27/3/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -  Kesulitan ekonomi memaksa Supardi (51) memungut kardus sejak 2015 untuk membiayai operasi tumor payudara istrinya.

Saban hari, sementara Supardi mencari kardus sambil menarik gerobak, sang istri terbaring di rumah mereka di Ciledug, Tangerang.

Uang yang ia kumpulkan dari mencari kardus bekas semata-mata hanya untuk membiayai pengobatan istrinya tercinta.


Demi menghemat biaya makan, Supardi kerap hanya membawa satu tempe yang ia masak sendiri untuk kerja seharian.

"Biar hemat mas, saya sering bawa satu tempe goreng dari rumah untuk bekal seharian, kenyang-kenyangin saja mas," kata Supardi tersenyum saat berbincang dengan TribunJakarta.com di Tangerang, Selasa (27/3/2018).

Tempe tersebut ia simpan di sebuah kotak kecil yang selalu dibawa kemana pun.

Sedangkan untuk pelepas dahaga, Supardi memanfaatkan sisa air mineral yang dibuang dari minimarket yang ia lewati.

Pria asal Boyolali itu sering tidur di gerobaknya, beralas dan berselimutkan kardus, untuk sekadar melepas lelah setelah berjalan puluhan kilometer.

"Sudah tua, jalan kaki. Enggak bawa barang saja kadang suka sesek nafas," celetuk Supardi.

Biasanya, Supardi memilih tidur di tempat rindang agar kardusnya tak diambil pemulung lain.

Ia tak enak hati tidur di masjid atau musala karena enggan merepotkan marbutnya.

Istri Supardi divonis tumor ganas sejak 2015 silam sedangkan Supardi sudah di PHK sejak 2010 dari sebuah pabrik di daerah Jatiuwung, Tangerang.

Ongkos operasi yang meroket membuatnya harus banting tulang lagi demi menebus biayanya sekira Rp 20 juta.

Biaya tersebut tidak sebanding dengan pendapatannya yang sangat kecil.

'Ya rata-rata sekilo kardus bisa dapat seribu sampai dua ribu paling mahal tiga ribu tergantung kualitas dan ukuran kardusnya juga," beber Supardi.

Setiap hari ia berangkat pulul 08.00 WIB dari rumahnya di Ciledug hingga Magrib keliling Tangerang dan sekitarnya.

(TribunJakarta.com/ Ega Alfreda)


Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==