Sederet Fakta Terkait Pria AS Terduga Pembunuh Enen Cahyati: Perilaku Kasar dan Pernah Huni Lapas

Kamis, 29 Maret 2018 16:03 WIB

Dokumen Enen Cahyati dan suaminya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bilal Abdul Fateen pria Amerika Serikat (AS) yang diduga sebagai pembunuh warga negera Indonesia, Enen Cahyati dikenal sebagai sosok yang kasar dan tempramental.

Bahkan sebelum menikah dengan Enen Cahyati, pria berusia 66 tahun tersebut pernah dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Salemba karena kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukannya terhadap istri sirinya.

Bilal diketahui bersama Enen di satu Hotel di Phnom Penh, Kamboja sebelum wanita asal Jagakarsa, Jakarta Selatan, tersebut ditemukan petugas hotel tewas.

Keduanya chek in di Hometown Suite Hotel, Phnom Penh, Kamboja, Senin (19/3/2018) dan jenazah Enen ditemukan, Minggu (25/3/2018).

Tribunnews.com pun berhasil menemui keluarga korban di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018).

Dari pengakuan keluarga dan anak korban diketahui seluk beluk serta perilaku buruk Bilal Abdul Fateen terhadap Enen.

Sekap dan cekik Enen di kamar

Rahmat, adik Kandung Enen Cahyati, saat ditemui dikawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018) mengatakan bila Bilal Abdul Fateen sebagai sosok yang tempramen

"Kita lihat dari muka nya aja juga tempramental begitu, pas dirumah ternyata juga begitu kelakuannya," ujar Rahmat.


Telah menjalin pernikahan selama tiga tahun sejak 2015, Bilal juga sering melakukan KDRT terhadap Enen.

"Mama tuh sering dikasarin sama si Bilal itu, parnah di sekep di dalem kamar, dikunciin di dalem kamar, sampe pernah di kecik lehernya," ujar Isya Maulida (25) anak pertama Enen Cahyati.


Seret Enen di jalan

Tidak hanya menyekap dan mencekik leher Enen, Bilal pun diketahui pernah menyeret-nyeret Enen di jalan tanpa alasan yang jelas.

Isya Maulida mengatakan bila ibunya pernah diseret-seret Bilal di jalan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

"Ada juga yang ngeliat dia lagi di Blok M, mamah saya lagi diseret-seret katanya," ujar Maulida.

Melihat kekerasan yang dialami ibunya, Maulida bahkan mengira Bilal memiliki kepribadian ganda dalam dirinya.

"Mamah saya cerita sama saya, dia suka ngomong sendiri, ngomong kayak percakapan dengan diri sendiri," ujar Maulida.

Kekerasan yang Bilal lakukan selama ini, menurut Maulida hanya dilakukan kepada ibunya.

"Nggak pernah. Sebenernya si Bilal itu takut, beraninya sama mamah saya doang," ujar Maulida.

Kerap bawa borgol dan rompi berisi uang

Isnya Maulida pun menceritakan jika Bilal Abdul Fateen kerap membawa borgol dan rompi berisi uang.

Bahkan Insya menyangka bahwa ibunya kerap diborgol Bilal ketika tidur.

"Iya (bawa borgol kemana-mana). Tahu tuh mamah saya diborgol kali kalo tidur," ungkap perempuan yang akrab disapa Echa di rumahnya di Jalan Barkah, Ciganjur Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018).

Echa juga mengatakan bahwa Bilal selalu mengenakan sebuah rompi yang disebut Echa rompi anti peluru.

Echa bahkan pernah melihat ada uang yang banyak di rompi Bilal tersebut.

"Saya pernah lihat sendiri, ada banyak uang di rompi anti peluru itu," ungkapnya.

Sampai sekarang Echa merasa bingung karena sepengetahuannya Bilal tidak bekerja tapi kerap memiliki uang yang banyak.

"Nah itu, saya aja bingung dia nggak kerja tapi duitnya banyak," ungkap Echa.


Pernah dipenjara terkait kasus KDRT

Bilal Abdul Fateen pria asal Amerika yang diduga membunuh Enen Cahyati pernah dipenjara terkait kasus KDRT.

"Dipenjaranya di Polda Metro, nggak lama dipindah ke Salemba. Terakhir di Gunung Sindur," ujar Insya Maulida (25) anak pertama Enen Cahyati, saat ditemui di kediamannya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/3/2018).

Kasus tersebut bermula saat di tahun 2014 Bilal pernah melakukan kekerasan kepada seorang wanita bernama Vera istri sirinya.

Menerima perlakuan tersebut Vera, melaporkan Bilal kepada pihak yang berwajib.

"Sebelumnya tuduhan itu pelecehan seksual. Cuma si Bilal itu maksa sama jaksa kalau dia udah nikah siri, jadi diganti sama jaksa kasusnya jadi KDRT," imbuhnya.

Bilal lalu meminta pertolongan kepada Enen untuk mengurus kasusnya.

"Akhirnya kita nolongin Bilal, sampai pada akhirnnya mama saya ngurusin dia di penjara selama 3 tahun, dari tuduhan sebelumnya 7 tahun," lanjutnya.

Enen yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, mengenal Bilal melalui sebuah situs di dunia maya.
"Cerita mama saya, kenal di situs muslimah.com tahun 2014. Setelah itu ketemuan di Sarinah, di Hotel Ibis, mama bilang si Bilal itu dateng langsung dari Amerika" ucap Insya Maulida.


Sumber


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==