Perjalanan Hidup Ustaz Evie Effendi, Pernah Dipenjara, Hijrah Berkat Doa Ibu, Hingga Keseleo Lidah

Rabu, 15 Agustus 2018 07:19

Kolase Tribun Jabar/Instagram @evieeffendie

"Rek kitu wae hirup teh?" (Apakah hidup mau begitu terus?)

Itu adalah kalimat dalam bahasa Sunda yang kerap dilontarkan Ustaz Evie Effendi ketika berceramah.

Dia menyelipkan pertanyaan itu kepada jamaah, sebagai pengingat agar hidup harus menjadi lebih baik. Tidak terus-terusan berada dalam "kubangan hitam."

Melalui ceramah-ceramahnya yang renyah, menggunakan bahasa harian, dan kocak, jamaah mudah menarik benang merahnya untuk berhijrah, menempuh jalan hidup yang diridhoi Allah SWT.

Dia telah menghijrahkan banyak orang dari jalan hidup yang sebelumnya jauh dari perintah Allah SWT.

Pemuda yang sebelumnya jarang mendatangi masjid untuk salat, atau mengkaji ilmu agama, kini banyak yang mendatangi masjid untuk salat.

Tiap kali menggelar ceramah, ada ratusan hingga ribuan orang yang menyimaknya.

Siapakah Ustaz Evie Effendi?

Ditemui Tribun Jabar, saat mengisi tausiyah pada kegiatan Tabligh Akbar yang digelar pihak TK Riyadlol Hasanah, di Jalan terusan nomor 75, Kota Cimahi, Kamis (8/3/2018), Ustaz Evie Effendi, menjadi pendakwah dengan satu tekad 'berhijrah.'

Ustaz yang dikenal dengan sebutan ustaz 'Gapleh' alias gaul tapi soleh, mengakui tak memiliki latar belakang pesantren atau pendidikan agama.

Bahkan pendidikan formalnya hanya SMP.

"Saya tidak memiliki latar pendidikan, mesantren belum pernah, kuliah enggak pernah, sekolah juga hanya SMP tapi bisa jadi viral," ujar ustaz Evie Effendi saat ceramah dengan gayanya yang nyentrik.

Hal itu, karena pria yang pernah dibui di rutan Kebon Waru ini memiliki tekad yang kuat untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik setelah keluar dari penjara.

Setelah itu, ustaz kelahiran Bandung 19 Januari 1976 ini mengaku rajin mendatangi kajian dan pengajian di masjid untuk belajar memahami ilmu pengetahuan dan syariat ajaran Islam.

Setelah memahami ajaran Islam, ia mengaku selalu berdoa kepada sang pencipta agar diberi kecerdasan, pemahaman, dan diberikan rizki yang melimpah, tentunya dengan dibantu doa dari ibunya.

"Mamah mendoakan dalam salatnya, jadikan anak kami ustaz, jadikan anak kami ulama," ujarnya.

Mendengar doa dari ibunya tersebut, pria pencinta otomotif ini mengaku kaget.

Doa ibunya benar-benar dikabulkan oleh Allah SWT. Evie Effendi kini menjadi seorang pendakwah.

Berawal dari video ceramahnya yang viral di media sosial, kini namanya sangat dikenal masyarakat.


"Terbukti doa sang ibu pasti dikabulkan tuhan. Percaya kecerdasan itu bukan dari pendidikan, tapi dari Allah," katanya.

Asalkan kata Evie, harus bisa mendekatkan diri kepada Allah, sehingga apapun yang diinginkan umatnya yang dekat dengan Allah pasti dikabulkan.

"Allah menjanjikan dan Allah tidak bisa mengingkari janjinya bahwa bumi akan diwariskan kepada orang-orang yang sholeh," kata Evie.

Singkat cerita, setelah dirinya mendapatkan semuanya, ayah empat anak ini memiliki tekad mengajak anak muda di Bandung untuk berhijrah.

Penampilannya disesuaikan dengan penampilan anak muda. Ia mengenakan pakaian gaul, tak seperti ustaz-ustaz kebanyakan yang mengenakan peci hitam, bersorban, mengenakan jas atau setelan sarung.

Setiap tampil di hadapan pemuda, ia mengenakan topi, atau kupluk gaul.

Evie Effendi terus berkeliling, dari satu masjid ke masjid yang lain.

Orang-orang kemudian mengenalnya dengan sebutan "dakwah on the street."


Metode dakwah yang digunakan ustaz Evie menggunakan bahasa populer dicampur candaan bahasa Sunda yang membuat jemaah terhibur.

Berbagai tema mengenai Islam kerap dibawakan secara santai dan menghibur tetapi tetap sarat makna.

Sehingga, hal itu berpengaruh. Gerakan Pemuda Hijrah yang diusung Evie direspons positif muda-mudi di Kota Bandung, bahkan pengajiannya selalu dipenuhi jamaah.

Gerakan tersebut berhasil merangkul anak muda yang kerap melakukan kejahatan dan pentolan geng motor di Bandung untuk berhijrah.

Keseleo Lidah
Dalam sebuah ceramah, Ustaz Evie Effendi keseleo lidah. Dia menyampaikan penjelasan terkait Rasulullah Muhammad SAW, yang isinya dianggap keliru.

Video ceramahnya viral di media sosial. Netizen pun mempertanyakan maksud dari isi ceramah itu.

Sampai pada akhirnya, Ustaz Evie Effendi berbicara di hadapan jamaah, meminta maaf atas kekeliruannya dalam ceramah.


Ia mengakui bahwa sebagai manusia biasa pasti bisa melakukan kesalahan. Maka, dia meminta kepada umat Muslim sedunia untuk menerima permintaan maafnya.

Keseleo lidah itu rupanya tidak lantas selesai, meskipun sudah meminta maaf secara terbuka.

Ada seseorang yang membawa perkara ini ke ranah hukum. Ustaz Evie Effendi dilaporkan ke Polda Jabar atas tuduhan dugaan ujaran kebencian.

MUI Beri Dukungan

MUI Jabar akhirnya memanggil Ustaz evie Effendi. Tujuannya untuk tabyun atau meminta penjelasan terkait video ceramah yang menjadi viral itu.

Setelah pertemuan itu, MUI Jabar akan terus memberikan kesempatan kepada Ustaz Evie Effendie untuk tetap berdakwah secara luas, seusai polemik video ceramahnya yang menuai kontroversi.

Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, mengatakan dakwah Ustaz Evie Effendie disampaikan secara asyik dan memikat bagi sejumlah jemaah yang menyimak ceramahnya.

"Buat Ustaz Evie Effendie untuk tetap melaksanakan dakwah, karena dakwah beliau ini agak unik," ujar Rafani, di Kantor MUI Jabar, Kota Bandung, Senin (13/8/2018).


Rafani mengatakan, dakwah yang dilakukan Ustaz Evie Effendie unik karena menyasar komunitas-komunitas yang selama ini jarang tersentuh oleh mubalig-mubalig lainnya.

"Bayangkan, geng motor, komunitas punk, anak jalanan, mantan pekerja seks komersial (PSK), dan orang bertato ini yang digarap beliau. Kami berikan suport, maka terus dan jangan berhenti karena ini," kata Rafani.

Rafani mengingatkan kepada seluruh penceramah agar selalu berhati-hati menjaga lisan serta ungkapan di hadapan publik. Terlebih melalui media sosial yang tak terbendung.

Menurutnya, MUI Jabar juga meminta bantuan ustaz Evie Effendi untuk mensosialisasikan penggunaan medsos untuk kemaslahatan umat dan kehidupan bersama.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==